Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas dan memberikan kunci jawaban sebuah soal yaitu janji kemerdekaan bagi indonesia di kelak kemudian hari yang disampaikan oleh pm koiso pada hakikatnya
Berikut ini kunci jawaban dan pembahasannya yang bisa Anda jadikan referensi.
Daftar Isi
Soal
Janji kemerdekaan bagi indonesia di kelak kemudian hari yang disampaikan oleh pm koiso pada hakikatnya
Jawaban
Janji kemerdekaan bagi indonesia di kelak kemudian hari yang disampaikan oleh pm koiso pada hakikatnya hanya sebuah janji untuk menarik simpati rakyat Indonesia guna membantu Jepang melawan sekutu.
Pembahasan
Janji Koiso, Janji Kemerdekaan Jepang kepada Indonesia
Ketika Jepang pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1942, Jepang menampilkan dirinya sebagai “kakak” yang akan membebaskan Indonesia dari imperialisme Barat.
Rakyat Indonesia yang awalnya menyambut Jepang dengan gembira, kemudian tertipu. Ternyata Jepang hanya memanfaatkan Indonesia untuk kepentingan perangnya. Jepang memiliki ambisi untuk mempersatukan Indonesia di bawah Kekaisaran Jepang daripada membebaskan Indonesia.
Untungnya, dalam perang melawan Barat, kemenangan Jepang tidak berlangsung lama. Mengutip Konflik Bersejarah – Ensiklopedi Pendudukan Jepang di Indonesia (2013), posisi Jepang dalam perang semakin tertekan pada tahun 1944.
Jepang juga berusaha mendapatkan dukungan dari masyarakat Indonesia. Selain membentuk banyak organisasi dan menarik tokoh-tokoh patriotik, Jepang juga membuat janji kemerdekaan yang dikenal dengan Janji Koiso.
Janji Koiso adalah pernyataan yang dibuat oleh Perdana Menteri Jepang Kuniaku Koiso pada tanggal 7 September 1944 pada Sidang Istimewa Teikoku Henkai ke-85 di Tokyo.
Janji Koiso termasuk janji Kekaisaran Jepang untuk suatu saat memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Janji ini dibuat karena Jepang mengetahui bahwa rakyat dan tokoh aksi Indonesia sangat menginginkan kemerdekaan.
Agar rakyat tetap bekerja untuk Jepang, Jepang pun menjanjikan kemerdekaan. Setelah Perdana Menteri Koiso membuat janji tersebut, pasukan pendudukan Jepang di Indonesia mulai mengendurkan kontrolnya terhadap tokoh-tokoh patriotik seperti Soekarno, Moh Hatta, dan kawan-kawan.
Sebelumnya, mereka tidak pernah berpidato atau menggunakan kata “kemerdekaan” di depan umum karena Jepang sangat memperhatikan pergerakan politik mereka.